Pick one you like!

Saturday, April 3, 2010

Going Home (part 1): A Train Compartment Story (Kisah Kompartemen Kereta)

Ukraine railroad, 2-3 April 2010


Perjalananku dari Lugansk menuju Kiev, ditempuh pake kereta yang sama kayak perjalananku dari Kiev ke Lugansk (jayus). Bedanya, kali ini kita pilih gerbong kelas dua, yang ada kompartemen berisi 4 orang.


my corner in that compartment :)


Pertama kali berangkat dari stasiun Lugansk, selain aku dan Andin ada seorang cowok di kompartemen itu. Cowok itu tampak sedang minum dari botol yang dipegangnya dan mukanya lumayan merah, dgn kata lain, dia agak mabok. Karena dia agak mabok dan kami orang asing, jadi aku berusaha seminimal mungkin berkontak sama cowok itu. Nggak lama, dia keluar dari kompartemen dan pergi entah kemana. Aku pun foto-foto becandaan pake botolnya dia.


botol bir-nya Sasha x)


Dia kembali ke kompartemen begitu langit mulai agak gelap, bawa dua botol lain bermerek sama. Dia ngeliatin aku dan Andin.


Cowok : drug? eee...friends? (sambil nunjuk2 aku sama andin)

aku : yes, ah, da..da..

Cowok : aaah... Alexander..Sasha (ngulurin tangan)

aku : Dana, Andin

Sasha : blutuk..blukutuk...kutuk...Kiev?

aku : da, da.. Kiev

Sasha : aaahh...(nunjuk2 dirinya sendiri) Kiev, Kiev


terus ada mbak-mbak troli lewat dan nawarin minuman, Sasha nawarin kita. Aku pun minta air putih, aku pikir kita bakal beli sendiri, ternyata Sasha mau beliin, tapi nggak air putih, melainkan bir yang sama yg dia minum dari tadi. Alhasil kita pun 'harus' nglayanin ngobrol-ngobrol sama dia walopun pake bahasa tarzan.


Sekitar satu-dua jam kemudian, ada bapak-bapak masuk ke kompartemen kita. Dia ngenalin diri namanya Max, atau Maksim. syukurlah dia bisa bahasa inggris. jadi selama sisa perjalanan dia jadi penerjemah antara aku sama Sasha. Kita ngobrol ngalor ngidul, hari semakin larut sementara Sasha semakin mabuk dan Maksim semakin agak mabuk. Andin pergi tidur duluan di tempat tidurnya yang tergantung di atas tempat tidur Maksim, sementara kami bertiga lanjut ngobrol2 sambil makan semacem rajungan ato kepiting sungai (Javanese: yuyu). Sasha udah mabok banget sampe kelakuannya ga kekontrol (baca: peluk2 aku ndusel2, hiih), akhirnya disuruh naik tidur sama Maksim.


Pintu kompartemen dikunci, lampu dimatiin, kita semua siap2 tidur. Di tempat tidur atasku, Sasha ngomong-ngomong ga jelas pake bhs.rusia, yang kadang ditanggepin Maksim. Terus dari atas juga kayak kedengeran suara aneh kayak dia lagi ona*i sambil ngomong2 ga jelas pokoknya yang bisa aku tangkep ada kata-kata "max" dan "huy" -nya (huy = russian word for dick). Tiba-tiba perbincangan mereka semakin naik nadanya, Maksim mulai bentak-bentak. Aku merem aja pura-pura tidur. Nada omongan Sasha semakin kedengeran ngelecehin. Maksim berdiri dari tempat tidurnya di sebelah tempat tidurku, dia mukul-mukulin Sasha. Narik Sasha dari atas sampe jatoh ke lantai. Sumpah itu malam paling tegang yang pernah aku alamin. Aku takut banget, nggak berani gerak sedikit pun di tempatku. Sasha didorong keluar kompartemen sama Maksim, pintunya ditutup dan dikunci. Sasha gedor2 dan teriak2. Nggak lama petugas kereta dateng dan marah-marah sama mereka. Akhirnya Sasha masuk dan naek ke tempat tidurnya.


Butuh cukup lama untuk pulih dari shock, tapi akhirnya aku tertidur juga. Paginya, aku kebangun di waktu yang pas banget, pas keretanya udah deket Kiev. Aku pun cuci muka dll, dan sebelum balik ke kompartemen buat beberes tempat tidur, Maksim udah berdiri di depan pintu kompartemen dengan tas di tangan. Begitu aku selesai, aku sms salah satu staff KBRI di Kiev bilang kalo kita udah mau sampe Kiev. Sasha turun dan duduk di sebelahku, jidatnya benjol dan bibirnya agak sobek.


aku: kak? (how are you?)

Sasha: mmm, ok..


tiba-tiba dia ngasih sebatang coklat ke aku, sambil ngomong2 russian. liat aku kebingungan, Maksim noleh dan nerjemahin sama aku, kalo Sasha bilang itu tanda pertemanan dan permohonan maaf atas kejadian semalem.


Kereta pun berhenti. aku dan Andin segera turun dari kereta. aku mencari-cari Sasha dan Maksim, berharap mengucapkan selamat tinggal, tapi tampaknya mereka udah pergi duluan.


Hmm, ya, itulah kisah kompartemen kereta. Segala obrolan, tawa, teriakan, pelukan, hanyalasting selama para tokohnya berada di dalam kompartemen. Di dalam, kita seakrab seolah sahabat, tapi di luar, kita melangkah ke jalan masing-masing.


ps. aku nggak sempet foto sama Maksim ato Sasha :|

Friday, April 2, 2010

Week #8: See You Later

Ternyata bener juga ya, apa kata orang-orang sebelum aku yang pernah studi atau berkegiatan di luar negeri dalam jangka waktu menengah (non permanen). Perasaan kalo kita lagi 'bertugas' ke luar itu bagaikan roller coaster. Pertama kita naik pelan-pelan, muter-muter, terus jatoh drastis, abis itu naek lagi, turun lagi, muter lagi, baru kemudian lurus.

Seperti kalo menurut Rhinesmith, ada sepuluh tahap penyesuaian diri seseorang di lingkungan baru:

  1. Kecemasan pada tahap awal (karena akan menghadapi tempat tinggal baru)
  2. Kegembiraan yang meluap-luap (karena akan pergi)
  3. Culture shock tahap awal
  4. Penyesuaian yang dipaksakan (terhadap kebudayaan baru)
  5. Depresi - frustasi
  6. Menerima kebudayaan baru
  7. Kembali pada kecemasan (karena akan pulang kampung)
  8. Kembali pada kegembiraan (juga karena akan pulang kampung)
  9. Re-entry shock (kaget dan tidak berharap/membayangkan kebudayaan di negara asal)
  10. Perubahan diri akibat kombinasi dua budaya yang dialami

Well, di minggu ke-delapan ini rasanya aku lagi mengalami poin yang nomer 7 dan 8. Ya, di satu sisi aku merasa seneng banget soalnya sebentar lagi aku bakal bisa ketemu lagi sama orang-orang tersayang, bisa makan enak lagi, dll. Tapi di sisi lain aku juga ngerasa sedih dan cemas. Sedih karena aku bakal ninggalin tempat yang rasanya baru aja aku ngerasa betah, ninggalin temen2 dan murid2ku yang rasanya baru aja aku ngerasa sayang. Cemas karena aku bakal kembali ke kehidupan yang biasanya, tanpa tahu kapan aku bakal kembali ke sini lagi.

Perasaan itu timbul-tenggelam, saling silih berganti setiap saat. Di saat-saat yang harusnya bahagia, senang, dalam hatiku malah ada rasa cemas dan pingin nangis.

Contoh pertama: di kelas dari beberapa sekolah, murid-muridku ngadain surprise farewell party. Mereka bikinin pancake dan pie. Mereka pun kasih kita hadiah kenang-kenangan. Campur aduk rasanya

S.U.R.P.R.I.S.E

very nice pie :9

Contoh kedua: bahkan ada satu sekolah yang khusus menyiapkan satu hari untuk piknik bersama. Mereka menyiapkan kayu bakar untuk api unggun, sepanci ayam berbumbu untuk dipanggang, roti dan berbagai jus. Kami pergi ke sebuah hutan di pinggiran kota dengan sungai di dekatnya. Mengobrol dan bercanda, campur aduk rasanya

Contoh ketiga: Eva, pacarnya Anton, dan Yan ngajak aku dan Andin ke kamp.kuda. Kita menunggang kuda sampe ngasih makan kuda. Menikmati awal musim semi yang indah tanpa sempat melihat bunga-bunga bermekaran. Campur aduk rasanya

Contoh keempat: Closing Conference. Di hari terakhir kita ngajar dalam kontrak kita, seluruh siswa dari sekolah2 tempat aku ngajar berkumpul di sekolah #5 buat acara penutupan project World Without Borders. Semuanya ngasih kesan dan pesan, saling berkata 'jangan lupakan aku', dan berpelukan. Mereka ngasih kami masing2 secarik kertas berisi kesan dan pesan mereka tentang kami secara pribadi. Campur aduk rasanya

Contoh kelima: Untuk farewell party kita dari aiesec-ers, kita diajak ke night club. Itu adalah pertama kalinya dalam hidupku pergi ke night club. Kita pesen 2 botol wine, dan masing2 dari kita mengucapkan keinginan-keinginan tentang kebersamaan ini buat ke depannya sebelum kemudian kita toast. Campur aduk rasanya

dan perasaan itu berada pada puncaknya di hari kepergian kita dari Lugansk. Hari jumat itu teman2 aiesecers mengantar kami ke stasiun untuk menuju Kiev. Beberapa murid juga ikut mengantar. Sebut saja Ela, Lena, Lisa, dan Maksim. Sampai di stasiun kita bertemu lebih banyak aiesecers lainnya. Setelah menaruh barang2 di kompartemen, aku dan Andin keluar lagi dari gerbong, memeluk mereka satu persatu, menatap mata mereka secara langsung untuk yang terakhir (sebelum kepulangan), bertukar kenang-kenangan, sebisa mungkin memanfaatkan waktu yang sedikit sebelum peluit tanda kereta akan berangkat dibunyikan.

Tepat pukul 16.00 peluit berbunyi. Aku segera naik ke kereta dan melihat ke luar jendela. Mereka semua tersenyum sambil melambaikan tangan. Saat kereta mulai bergerak, beberapa dari mereka, Sergei, Maksim, Ela dan Lisa berlari mengikuti kereta. dan pada saat kereta berada di kecepatan maksimal, hal terakhir yang aku lihat adalah senyuman Maksim.

Aku pun duduk di kompartemenku dan terdiam sejenak. Segera kuketik sesuatu di layar hapeku:

" this is not goodbye guys, this is see you later "

Options > Add recipient > group > Ukraine Guys > Mark all > Send