Pick one you like!

Monday, October 4, 2010

The Curious Case of Benjamin Button

I made this review to fulfill my college task in Studies of Film class


“I was born under unusual circumstances” adalah kalimat inti dari cerita dalam film The Curious Case of Benjamin Button. Film yang disadur dari buku karangan F.Scott Fitzgerald dengan judul yang sama ini berkisah tentang seseorang bernama Benjamin yang terlahir dalam keadaan yang tidak biasa, yaitu berfisik seorang tua, pada akhir Perang Dunia I. Bersamaan dengan itu, seorang pengrajin jam bernama Mr Geteau meresmikan jam buatannya yang berputar ke arah yang berlawanan dengan jam-jam biasa. Jam ini pun menjadi analogi dan cerminan hidup Benjamin.


Benjamin kecil tidak diinginkan oleh ayahnya sendiri karena ia tampak seperti makhluk tua yang mengerikan. Ayahnya kemudian meletakkannya begitu saja di sebuah rumah yang ternyata adalah sebuah panti jompo. Pengurus panti tersebut lalu merawat dan membesarkan Benjamin dengan penuh kasih. Di panti itu Benjamin mendapatkan banyak sekali pembelajaran hidup. Dia melihat orang-orang di sekitarnya menua dan mati, sementara semakin hari ia malah semakin muda. Benjamin bekerja sebagai awak kapal, pergi ke rumah bordil dan minum, berkelana ke banyak negara, bertemu wanita, bertemu ayahnya, dan terlibat dalam perang. Dengan keadaan aneh yang dimilikinya, malah membuatnya mendapatkan kesempatan dalam hidup yang tidak dialami orang lain. Satu per satu orang-orang di sekitarnya meninggalkan dirinya, termasuk ayahnya dan ibu asuhnya.


Saat Benjamin dewasa, ia bertemu kembali dengan teman masa kecilnya, Daisy, yang kini sudah tumbuh menjadi seorang wanita penari yang cantik. Setelah melalui berbagai halangan, akhirnya mereka bersatu. Mereka bertemu di tengah, baik secara fisik maupun usia. Namun, tak lama muncullah konflik. Benjamin yang menyadari bahwa ia akan semakin muda mulai khawatir dengan masa depan keluarganya. Akan sangat menyedihkan apabila ia nantinya menjadi teman bermain anaknya alih-alih menjadi sosok ayah. Maka ia memutuskan untuk meninggalkan Daisy dan anaknya yang masih bayi untuk menjalani hidupnya sendiri. Semakin hari, Benjamin semakin muda secara fisik, dan meninggal dalam wujud bayi kecil di pelukan Daisy setelah beberapa waktu sebelumnya, jam terbalik Mr Geteau diturunkan dan diganti dengan jam digital.


Film produksi Amerika Serikat yang disutradarai oleh David Fincher ini bersetting tahun 1918 sampai dengan 2008. Beralur flashback dengan tulisan buku harian Benjamin dan cerita Daisy tua sebagai titik baliknya. Film ini meraih banyak penghargaan, termasuk piala Oscar dalam tiga kategori sekaligus, yaitu Best Achievement in Art Director, Best Achievement in Make Up, dan Best Achievement in Visual Effects.


Film yang dibintangi Brad Pitt ini sarat akan makna dan pesan-pesan kehidupan dalam ceritanya, yang diwakili oleh kehidupan Benjamin Button sendiri. Mengajarkan kita menghargai waktu, memaknai hidup, dan mengerti betapa pentingnya arti seseorang yang kita cintai. Kejadian-kejadian yang tampaknya kecil dan sepele dalam film ini sebenarnya memiliki makna mendalam yang berhubungan dengan filosofi kehidupan.


Saya sendiri sangat menyukai film ini karena menurut saya, film ini menyuguhkan cerita yang tidak biasa. Hal-hal kecil dalam hidup dapat dikemas dan dibingkai menjadi sebuah film yang sangat menarik dan berkualitas. Dengan setting yang sesuai dan make up luar biasa serta pemilihan cast yang tepat film ini tampak sangat nyata, walaupun beberapa kali terdapat kebetulan-kebetulan yang tampaknya agak sedikit dipaksakan. Namun, alasan saya yang paling utama adalah film ini mampu membuat kita lebih bercermin, merenungi kehidupan, dan menemukan pembelajaran-pembelajaran di dalamnya.


“Life can only be understood backward. It must be lived forward.”


”Benjamin, we’re meant to lose the people we love. How else would we know how important they are to us?”


“Life is a series of intersecting lives and incidents, out of anyone’s control.”


“Time is passing, even backwards.”


“Life isn't measured in minutes, but in moments.”


No comments: